PENGARUH
SISTEM BELAJAR YANG DI PAKAI OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG
KELAS AK-2C TERHADAP IPK SEMESTER LALU
PENELITIAN STATISTIKA
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Statistika
Jurusan Akuntansi
Oleh :
HAERLEYAWAN SETYA
NIM. 13.152.091
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti haturkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, Peneliti dapat menyelesaikan Penelitian ini yang
berjudul “Pengaruh Sistem Belajar Yang Didapat Mahasiswa Universitas Bina
Darma Palembang Terhadap IPK Semester Lalu”. Dalam penelitian ini merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah Statistika jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univeritas Binadarma Palembang. Sholawat serta salam kita limpahkan
kepada Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam
jahiliyah menuju ke era globalisasi pada saat ini, sehingga kita bisa
membedakan mana yang sah dan mana yang fatal. Terimakasih kami sampaikan kepada
semua rekan-rekan yang telah membantu menyusun fikirannya demi tersusunnya
penelitian ini.
Kami sadar bahwa
peneliti selaku manusia biasa tidak akan luput dari kehilafan ataupun
kekurangannya, oleh karena itu peneliti mengharap partisipasi dari rekan-rekan
mahasiswa untuk ikut menyumbang fikirannya lewat kritik dan saran para pembaca
setia.
Akhirnya atas segala
bantuan dari semua pihak peneliti ucapkan banyak terima kasih dan semoga amal
ibadahnya mendapat pahala dari Allah SWT.
Palembang,
Juni 2014
Peneliti
Haerleyawan Setya
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mahasiswa saat
ini cenderung selalu menerima hasil dari pada mencerna salah satu dari mata
kuliah yang diajarkan salah satu dari dosen mereka. Untuk mencapai hasil yang
memuaskan, segala cara dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mendapatkan IPK
tertinggi. IPK (Index Prestasi Kumulatif)
sangat tergantung dari hasil belajar yang diraih oleh masing-masing mahasiswa
yang didapat dari semester 1 sampai akhir. Sistem belajar adalah salah satu
point penting untuk mendapatkan IPK tersebut besar ataukah kecil. Semakin
efektifnya sistem belajar, akan besar pula IPK tersebut yang didapatkan oleh
mahasiswa-mahasiswa pada umumnya. Entah itu di rumah, atau dimanapun, sistem
belajar para mahasiswa sangat mempengaruhi IPK mahasiswa yang didapat.
Di Indonesia
banyak universitas-universitas yang menerapkan sistem belajar yang
berbeda-beda. Di Palembang, khususnya di Universitas Bina Darma sistem belajar
yang dianut kebanyakan menggunakan media kertas sebagai metode pembelajarannya.
Tidak banyak juga metode-metode yang lainnya diterapkan di Universitas Bina
Darma Palembang. Sistem belajar yang dipakai oleh mahasiswa/i Universitas Bina
Darma Palembang pastinya berbeda-beda dari mahasiswa satu dan yang lainnya.
Untuk itu, dari latar belakang diatas, Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem belajar yang dipakai oleh mahasiswa
Universitas Bina Darma Palembang terhadap IPK yang didapat pada semester
sebelumnya.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang diambil dari penelitian
ini adalah :
a. Apa yang dimaksud dengan Sistem
Belajar?
b. Apa itu IPK dan cara menghitungnya?
c. Bagaimana sistem belajar yang
efektif dalam proses belajar di rumah?
d. Apa jenis-jenis sistem belajar yang
biasa dipakai oleh mahasiswa/i di rumah?
C. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu :
a. Untuk mengetahui definisi Sistem
belajar.
b. Untuk mengetahui definisi IPK dan
cara menghitungnya.
c. Untuk mengetahui sistem belajar yang
efektif dalam proses belajar di rumah.
d. Untuk mengetahui jenis-jenis sistem
belajar yang biasa dipakai oleh mahasiswa/i di rumah.
D. Manfaat
Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari
penelitian ini, yaitu :
a. Bagi penulis,
Untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pengaruh sistem belajar terhadap IPK yang didapatkan oleh
mahasiswa/i.
b. Bagi pembaca,
Kiranya dapat menjadi bahan masukan
yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
E. Hipotesis
Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban
dari rumusan masalah yang harus di uji dengan data yang terkumpul melalui
kegiatan penelitian. Yang menjadi hipotesis pada penelitian ini adalah pengaruh
sistem belajar yang dipakai oleh mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang
kelas AK-2C terhadap IPK semester sebelumnya. Maka dari itu peneliti harus
melakukan penerjunan lapangan di Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C
agar bisa mengumpulkan data-data yang lengkap sehingga bisa dijadikan hipotesis
yang diketahui kebenarannya.
F. Metode
Penelitian
Dalam melakukan metode penelitian maka tidak lepas dari
langkah-langkah kerja penelitian. Adapun metode yang peneliti gunakan dalam
melakukan penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Jenis Penelitian
Penelitian
ini merupakan jenis penelitian lapangan di Universitas Bina Darma Palembang
kelas AK-2C dengan menggunakan metode pengamatan (Observasi) dan
wawancara (Interview).
2.
Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian ini dilakukan di Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C.
3.
Jenis Data dan Sumber Data
Adapun
jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif yang
mengemukakan, menggambarkan, menguraikan seluruh permasalahan yang ada bersifat
penjelasan yang berkaitan dengan pengaruh sistem belajar yang dipakai mahasiswa
Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C terhadap IPK semester sebelumnya.
Adapun sumber data yang diambil dari penelitian ini adalah :
a. Sumber data primer adalah sumber
data yang peneliti peroleh dari objek penelitian lapangan yang dilakukan di
Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C. Seperti : dokumentasi Mahasiswa
Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C dan wawancara.
b. Sumber data sekunder adalah sumber
data yang diperoleh dari hasil penelitian atau olahan oang lain yang sudah
menjadi bentuk-bentuk buku, karya ilmiah, dan sumber lain yang berkaitan dengan
penelitian ini.
4.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan data yang dilakukan
setelah penelitian adalah :
a. Wawancara (Interview) adalah
sebuah dialog yang dikeluarkan oleh pewawancara, untuk memperoleh informasi
dari informan. Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan data secara langsung
dengan mengadakan tanya jawab dengan beberapa mahasiswa di Universitas Bina
Darma Palembang kelas AK-2C. Hal yang harus diwawancarakan di dalam penelitian
yaitu :
-
Menurut Anda, bagaimana pengaruh sistem belajar
terhadap IPK yang didapat oleh mahasiswa?
-
Menurut Anda, mengapa sistem belajar itu
mempengaruhi IPK yang di dapat mahasiswa?
b. Kepustakaan
Teknik
ini di pergunakan untuk kepentingan teoritas dengan cara pengkajian terhadap
literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang dikaji baik dengan
pengertian dan sebagainya.
5.
Analisis Data
Analisis
data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode pengambilan sampel secara acak bertingkat yaitu setelah peneliti
memperoleh data IPK para mahasiswa, kemudian membuat kelompok dari IPK para
mahasiswa untuk dijadikan informan, kemudian menganalisa data tersebut dimulai
dari hal-hal yang bersifat umum kemudian
berusaha menarik kesimpulan yang khusus.
G. Sistematika
Pembahasan
Bab pertama : Pendahuluan yang meliputi ; latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis
penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua : Landasan teori yang terdiri dari ; pengertian
sistem belajar, pengertian IPK, sistem belajar yag efektif, jenis-jenis sistem
belajar.
Bab ketiga : Metode penelitian yang terdiri dari ;
penelitian deskriptif, objek penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengolahan data.
Bab keempat : Hasil dan pembahasan penelitian yang meliputi
; hasil penelitian dan pembahasan penelitian
Bab kelima : Penutup meliputi ; kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem Belajar
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi
untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan. Sistem memiliki karakteristik sebagai berikut : pertama, setiap sistem
pasti memiliki suatu tujuan. kedua,
sistem selalu mengandung suatu proses
Sistem bukan hanya merupakan cara, tetapi ia mencakup
keterlibatan seluruh komponen-komponen pembentuknya, yang diarahkan untuk
mencapai tujuan. Suatu sistem memiliki ukuran dan batas relatif. Dapat terjadi suatu sistem
tertentu pada dasarnya merupakan subsistem dari suatu sistem yang lebih luas.
Pembelajaran yang dilaksanakan seorang pendidik, pada
dasarnya adalah sebuah sistem, karena pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
bertujuan, yaitu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Proses
pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen.
Hal ini perlu dipahami, karena melalui pemahaman terhadap sistem pembelajaran, minimal guru atau dosen akan memahami
tentang tujuan pembelajaran atau hasil yang diharapkan, proses kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan, pemanfaatn setiap kmponen dalam proses kegiatan
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana mengetahui keberhasilan
pencapaian tersebut.
Pemahaman terhadap sistem juga bermanfaat untuk merancang
atau merencanakan sustu proses pembelajaran. Perencanaan sendiri adalah
merupakan proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang
diharapkan (Ely (1979) dalam Sanjaya (2008). Proses perencanaan pembelajaran
yang sistematis memiliki beberapa keuntungan antara lain : Melalui sistem
perencanaan yang matang guru atau dosen akan terhindar dari keberhasilan secara
untung-untungan.
Melalui sistem perencanaan yang sistematis, setiap guru atau
dosen dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi sehingga
dapat menentukan berbagai strategi yang
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui sistem
perencanaan, guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai
sumber dan fasilitas yang ada untuk ketercapaian.
B.
Pengertian Index Prestasi Kumulatif (IPK)
IPK adalah mekanisme penilaian keseluruhan
prestasi terhadap mahasiswa dalam sistim perkuliahan selama masa kuliah. IPK
singkatan dari Index Prestasi
Kumulatif. Merupakan nilai kumulatif dari IP (Index Prestasi). IP nilai
prestasi mahasiswa persemester, sedangkan IPK merupakan nilai IP yang
dikumulatifkan. Penilaian IPK memiliki skala dari 0 hingga 4. Dimana angka 0
merupakan penilaian terendah dan angka 4 merupakan penilaian prestasi tertinggi
dengan mutu 0=E 1=D 2=C 3=B 4=A.
Mungkin
kita pernah timbul pertanyaan dalam benak, Bagaimana cara menghitung IPK?
Mungkin sebagian kalangan mahasiswa sudah mengetahui, namun masih banyak juga
yang belum mengetahui cara menghitung IPK. Penilaian IPK tergantung pada jumlah
keseluruhan SKS yang ditempuh mahasiswa selama masa perkuliahan. Selain itu, bobot
nilai juga ikut mempengaruhi.
Berikut cara menghitung nilai IP (Prestasi mahasiswa dalam satu semester) :
- Kalikan
SKS mata kuliah dengan bobot nilainya;
- Setelah
itu jumlahkan semuanya lalu bagi dengan total sks yang ditempuh dalam
1 semester.
Berikut cara menghitung nilai IPK (Nilai prestasi dalam keseluruhan semester) :
- jumlahkan
semua nilai IP dari semester satu hingga semester akhir;
- selanjutnya,
jumlah nilai IP tersebut dibagi dengan jumlah IP.
Contoh
menghitung IPK:
Nilai IP
semester 1 = 3.30
Nilai IP
semester 2 = 3.12
Nilai IP
semester 3 = 3.16
Nilai IP
semester 4 = 2.08
Nilai IP
semester 5 = 3.20
Nilai IP
semester 6 = 2.96
Nilai IP
semester 7 = 2.88
Nilai IP
semester 8 = 3.50
IPK = 3,4
+ 3,6 + 3,2 + 2,6 + 3,2 + 3 + 2,8 + 3,6
= 25,4 :
8 = 3,175
maka
nilai IPK nya adalah 3,175.
C.
Sistem Belajar yang Efektif
Belajar adalah
suatu kegiatan yang harus dilakukan dalam proses penguasaan ilmu. Namun,
sebelum dan dalam proses belajar itu sendiri ada beberapa faktor yang harus
dilakukan supaya suasana belajar lebih efektif, antara lain :
a.
Sebelum
mulai belajar, aturlah mood yang menunjang untuk belajar. Oleh karena itu pilih
waktu, lingkungan dan sikap yang tepat. Misalnya kalau kita merasa lebih nyaman
belajar memakai musik yang lembut, siapkan saja beberapa lagu untuk diputar
setiap kali ingin belajar. Satu yang pasti, tempat kita belajar dan lampu
penerangan harus mendukung supaya tidak terganggu.
b.
Tandai
semua bahan yang kurang dimengerti supaya bisa lebih fokus ketika belajar.
Supaya tidak ada yang terlewat ketika belajar, tak ada salahnya mencatat
poin-poin yang akan dipelajari.
c.
Setelah
mempelajari suatu topik tertentu, cobalah mengulang kembali yang telah
dipelajari dengan kata-kata sendiri.
d.
Bila
masih ada topik yang tidak dimengerti, jangan sungkan-sungkan untuk mengulang
topik tersebut. Carilah referensi dari beragam sumber, bisa dari buku pendukung
lain atau mungkin orang lain yang lebih ahli dalam bidang tersebut seperti guru
atau dosen.
e.
Setelah
menguasai materi, jangan langsung buru-buru menutup buku, tapi cobalah untuk
mengembangkan materi yang ada. Tujuannya supaya materi yang baru dipelajari
bisa meresap benar ke pemahaman. Materi bisa langgeng di memori kita tanpa
perlu menghapal 100%.
D.
Jenis-jenis Sistem Belajar
a.
Visual
(Visual Learners)
Sistem Belajar Visual (Visual
Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan.
Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka
paham. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu
buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai
orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah
kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk
mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang
kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup
terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu
reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara
lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau
ucapan.
b. Auditori (Auditory Learners)
Sistem belajar Auditori (Auditory
Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan
mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama
menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru
kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang
yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap
melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga
memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
c. Kinestetik (Kinesthetic Learners)
Sistem belajar Kinestetik (Kinesthetic
Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan
informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model
belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi
utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang
yang memiliki gaya ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca
penjelasannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Penelitian Deskriptif
Metode
merupakan cara untuk mengungkapkan kebenaran yang objektif. Kebenaran tersebut
merupakan tujuan, sementara metode itu adalah cara. Penggunaan metode
dimaksudkan agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar berdasarkan bukti
ilmiah yang kuat. Oleh karena itu, metode dapat diartikan pula sebagai prosedur
atau rangkaian cara yang secara sistematis dalam menggali kebenaran ilmiah.
Sedangkan penelitian dapat diartikan sebagai pekerjaan ilmiah yang harus
dilakukan secara sistematis, teratur dan tertib, baik mengenai prosedurnya maupun
dalam proses berfikir tentang materinya (Nawawi dan Martini dalam Prastowo,
2011).
Furchan (2007) menyatakan bahwa metode
penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis
data yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Dengan kata lain,
metode penelitian merupakan suatu cara yang harus dilakukan oleh peneliti
melalui serangkaian prosedur dan tahapan dalam melaksanakan kegiatan penelitian
dengan tujuan memecahkan masalah atau mencari jawaban terhadap suatu masalah.
Penelitian pada hakikatnya merupakan penerapan pendekatan ilmiah pada
pengkajian suatu masalah.
Metode
penelitian deskriptif adalah salah satu metode penelitan yang banyak digunakan
pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian. Seperti yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2011) “penelitian desktiptif adalah sebuah
penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau
fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk
menjawab masalah secara aktual”. Sedangkan, Sukmadinata (2006) menyatakan bahwa
metode penelitian deskriptif adalah sebuah metode yang berusaha
mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan
yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau
efek yang terjadi atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung.
Dari kedua
pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa metode penelitian deskriptif adalah
sebuah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu
fenomena, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang,
dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Dengan
demikian, penulis beranggapan bahwa metode penelitian deskriptif sesuai dengan
penelitian yang dilaksanakan oleh penulis. Karena dalam penelitian ini, penulis
berusaha mendeskripsikan sebuah masalah atau fenomena pengaruh sistem belajar
yang di pakai oleh mahasiswa Universitas Bina Darma kelas AK-2C terhadap IPK
semester yang lalu.
B. Objek Penelitian
Objek
dalam penelitian ini yaitu sampel dari populasi mahasiswa Universitas Bina
Darma Palembang kelas AK-2C yang bersumber sesuai latar belakang penelitian
ini. Pemilihan lokasi penelitian dan objek penelitian ini dilakukan secara
sengaja (purposive). Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C dipilih
sebagai lokasi penelitian dengan alasan memudahkan penulis melakukan penelitian
sekaligus melaksanakan tugas peneliti sebagai mahasiswa Universitas Bina Darma
Palembang kelas AK-2C. Objek penelitian ini dilakukan karena dengan alasan
memudahkan peneliti mencari tau apa pengaruh sistem belajar yang dipakai
terhadap nilai IPK semester lalu di kelas AK-2C.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Metode pengambilan sampel secara acak bertingkat
Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan pengambilan sampel dari mahasiswa Universitas Bina Darma
kelas AK-2C untuk mendapatkan hasil dari seluruh populasi mahasiswa kelas
AK-2C. Alasan peneliti memilih metode pengambilan sampel (Lind Marchal Wathen
2014:286) yaitu :
a. Berhubungan dengan keseluruhan populasi akan memakan banyak waktu,
b. Biaya untuk mempelajari seluruh item di dalam populasi mungkin menjadi
penghambat,
c. Ketidakmungkinan secara fisik untuk memeriksa seluruh item di dalam
populasi,
d. Hasil-hasil dari sampel mencukupi.
Dari data yang akan dikumpulkan dari sampel kelas AK-2C yaitu adalah data
IPK dari masing-masing mahasiswa Universitas Bina Darma kelas AK-2C pada
semester yang lalu. Dari data tersebut akan diperoleh melalui observasi untuk
mengetahui IPK masing-masing mahasiswa Universitas Bina Darma kelas AK-2C.
Lalu dari hasil observasi yang didapat, peneliti melakukan pengambilan
sampel secara acak bertingkat untuk membuat kelompok-kelompok dari IPK terendah
sampai tertinggi, yang konsepnya sebagai berikut :
-
Kelompok A = 1
sampai 1,9
-
Kelompok B = 2
sampai 2,9
-
Kelompok C = 3
sampai 4.0
Dari pembagian kelompok
diatas, untuk mengetahui bagaimana pengaruh sistem belajar yang dipakai oleh
mahasiswa Universitas Bina Darma kelas AK-2C terhadap semester yang lalu dengan
menggunakan metode wawancara dari mahasiswa Universitas Bina Darma kelas AK-2C
untuk mengetahui bagaimana peranan sistem belajar terhadap IPK yang didapatkan
oleh mahasiswa kelas AK-2C pada semester sebelumnya. Setelah itu, dari hasil
wawancara yang didapat dari tiap-tiap kelompok sampel tersebut, akan dibuat
kesimpulan bagaimana peranan sistem belajar terhadap IPK yang didapatkan oleh
mahasiswa kelas AK-2C pada semester sebelumnya.
2. Instrumen
Instrumen penelitian
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya (Arikunto, 1998:134).
Dalam penelitian ini,
instrumen utama adalah peneliti sendiri, selain peneliti sendiri sebagai
instrumen penelitian, dalam penelitian ini, peneliti juga meminta bantuan
kepada teman peneliti untuk membantu peneliti mengobservasi IPK mahasiswa
Universitas Bina Darma kelas AK-2C dengan menggunakan selembar kertas kecil
yang bertuliskan IPK masing-masing mahasiswa/i yang didapat pada semester
sebelumnya.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi
Berdasarkan metode
pengambilan sampel acak bertingkat, IPK yang didapat oleh mahasiswa Universitas
Bina Darma Palembang, akan dibuat kelompok-kelompok berdasarkan urutan IPK yang
didapat. Lalu dari hasil kelompok-kelompok tersebut akan diambil satu dari tiap
kelompok untuk dijadikan informan dengan menggunakan metode wawancara (Interview).
Peneliti melakukan
observasi di Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C pada hari Senin, 2
Juni 2014 jam 10.00 waktu setempat. Peneliti menanyakan IPK yang didapat
mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C pada semester yang lalu,
dan dari hasil observasi tersebut peneliti menulisnya dengan menggunakan
instrumen kertas. Dari IPK yang didapat dari mahasiswa Universitas Bina Darma
kelas AK-2C, IPK diurutkan berdasarkan peringkat satu sampai akhir dari
masing-masing IPK yang didapatkan oleh mahasiswa Univesitas Bina Darma
Palembang pada semester yang lalu.
Dari hasil observasi
yang dilakukan di Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C, peneliti
mendapatkan hasil sebagai berikut :
No
|
Nama
Mahasiswa
|
IPK yang
didapat
|
1
|
Restu
Pratiwi
|
4,00
|
2
|
Dopi
Arisandy
|
3,80
|
3
|
Dona
Patricia
|
3,80
|
4
|
Inayah
|
3,60
|
5
|
Tri Putri
Utami
|
3,60
|
6
|
Margo
|
3,60
|
7
|
Susi
|
3,60
|
8
|
M. Rahmat
|
3,60
|
9
|
Ardiansyah
|
3,60
|
10
|
Haerleyawan
S
|
3,40
|
11
|
Arfan
|
3,40
|
12
|
Indah
|
3,30
|
13
|
Rahmadil
yusril
|
3,20
|
14
|
Agung
Gumay
|
3,20
|
15
|
Ade
Febriani
|
3,20
|
16
|
Sherly
Pertiwi
|
3,00
|
17
|
Rozalia
Roleza
|
3,00
|
18
|
Nurliza
|
3,00
|
19
|
M. Rinaldy
|
3,00
|
20
|
Tri Agung
|
3,00
|
21
|
Pramana
Aditia
|
2,90
|
22
|
Syailendra
|
2,80
|
23
|
Wandi S
|
2,70
|
24
|
Desri
|
2,70
|
25
|
Risna
|
2,70
|
26
|
Deby
|
2,50
|
27
|
Ricky Dwi
S
|
2,40
|
28
|
Ringgi
Restu P
|
1,80
|
Tabel IPK yang didapat mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang kelas
AK-2C
Dari hasil observasi
diatas, maka dapat dijelaskan bahwa yang mendapat predikat IPK tertinggi di
Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C yaitu Restu Pratiwi, dengan IPK
sebesar 4,00. Sedangkan yang mendapat predikat IPK terendah di Universitas Bina
Darma Palembang kelas AK-2C yaitu Ringgi Restu P, dengan IPK sebesar 1,80.
2. Hasil Wawancara
berdasarkan metode
penelitian, hasil observasi yang didapat dari sampel kelas AK-2C yaitu adalah
data IPK dari masing-masing mahasiswa Universitas Bina Darma kelas AK-2C pada
semester yang lalu.
Lalu dari hasil
observasi itu, peneliti membuat kelompok-kelompok yang akan dijadikan informan
untuk mendapatkan hasil wawancara mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang
kelas AK-2C dari IPK yang didapat berdasarkan IPK terendah sampai tertinggi,
yang hasilnya sebagai berikut :
NO
|
NAMA MAHASISWA
|
IPK YANG DIDAPAT
|
1
|
Dopi Arisandi
|
3,80
|
2
|
Indah P
|
3,30
|
3
|
Wandi Suryawan
|
2,70
|
Tabel mahasiswa yang menjadi Informan untuk mendapatkan hasil wawancara
Dari tabel diatas,
peneliti akan melakukan wawancara dengan mahasiswa yang ada di tabel tersebut
untuk mengetahui pengaruh sistem belajar yang dipakai mahasiswa Universitas
Bina Darma Palembang kelas AK-2C terhadap semester yang lalu.
Di dalam wawancara peneliti dengan Dopi Arisandi, yang pertanyaannya “Menurut
kamu, bagaimana pengaruh sistem belajar terhadap IPK yang didapat mahasiswa?”
Jawaban yang diberikan olehnya atas pertanyaan tersebut :
“Ya, ada hubungannya karena IPK yang didapat oleh mahasiswa tergantung
mahasiswa itu aktif dalam matakuliah tersebut”.
Lalu didalam wawancara peneliti dengan Indah
Permata Sari, dengan pertanyaan yang sama, jawaban yang diberikan olehnya yaitu
:
“Menurut Aku, sistem
belajar yang baik sangat berpengaruh terhadap IPK dari mahasiswa karena sistem
belajar itu merupakan cara belajar dari pada mahasiswa tersebut apabila memang
cara belajar dari pada mahasiswa tersebut baik, benar, dan aktif pasti sangat
berpengaruh terhadap IPK yang didapat.”
Sedangkan menurut Wandi Suryawan, jawaban
yang diberikan olehnya yaitu :
“Pasti sangat
berpengaruh, karena jika sistem belajar yang salah dan tidak benar, kita pasti
akan mendapatkan IPK yang kurang memuaskan.”
Dengan pertanyaan yang
lain yang diberikan peneliti kepada para informan, yang pertanyaan “Menurut
kamu, mengapa sistem belajar itu mempengaruhi IPK yang didapat mahasiswa?”
Menurut Dopi Arisandi ;
“Ya, karena
penilaian dosen terhadap mahasiswa itu objektif dan terkadang subjektif, jadi
sistem belajar itu dapat mempengaruhi IPK yang didapat karena belajar
mempengaruhi nilai.”
Menurut Indah Permata Sari ;
“karena setiap
mahasiswa mempunyai sistem belajar yang berbeda-beda pastinya, tergantung denga
cara belajar dan hasil yang didapati apakah hasil yang didapati efektif atau
tidak.”
Sedangkan menurut Wandi Suryawan ;
“karena mahasiswa
itu relatif mempunyai cara yang berbeda-beda pada saat kita belajar, jika cara
itu benar, maka hasil kita akan memuaskan, begitu pula sebaliknya”
B. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah diperoleh, maka pembahasan hasil penelitian adalah
sebagai berikut :
IPK berpengaruh
terhadap sistem belajar yang dipakai mahasiswa
Dari hasil wawancara
yang didapat peneliti, ketiga informan setuju bahwa IPK sangat berpengaruh
terhadap sistem belajar yang dilakukan oleh para mahasiswa biasanya. Dengan
beranggapan sistem belajar yang dilakukan oleh para mahasiswa baik atau
tidaknya mahasiswa dituntuk untuk meraih IPK yang diinginkan para mahasiswa.
Semakin cepat sistem tersebut diterapkan, semakin baik pula karena perkuliahan
zaman sekarang mahasiswa dituntut mencari ilmu diluar buku yang diberikan
perkuliahan atau media internet sehingga mahasiswa belajar sendiri bukan hanya
mengharapkan penjelasan dari dosen didalam perkuliahan.
Menurut Informan Dopi
Arisandi, penilaian dosen terhadap mahasiswa objektif dan terkadang subjektif.
Maka dari itu dengan adanya sistem belajar yang baik, maka sistem belajar
tersebut akan sangat berpengaruh terhadap Tingginya IPK yang didapat. Sedangkan
jika sistem belajar yang kurang, maka IPK yang didapat kurang memuaskan juga.
Pembelajaran yang dilaksanakan seorang mahasiswa,
pada dasarnya adalah sebuah sistem, karena pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang bertujuan, yaitu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Proses
pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen.
Hal ini perlu dipahami, karena melalui pemahaman terhadap sistem pembelajaran, minimal dosen akan memahami tentang tujuan
pembelajaran atau hasil yang diharapkan, proses kegiatan pembelajaran yang
harus dilakukan, pemanfaatan setiap kmponen dalam proses kegiatan untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana mengetahui keberhasilan
pencapaian tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian
yang peneliti lakukan di Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C tentang
Sistem belajar yang mempengaruhi IPK dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Informan dari kelas AK-2C yang peneliti pilih, semua menerangkan bahwa
sistem belajar yang dilakukan mahasiswa akan berpengaruh terhadap IPK yang
didapat mahasiswa.
2. Para Informan juga setuju jika sistem belajar yang baik akan menghasilkan
hasil yang memuaskan, begitu pula sebaliknya.
3. Informan juga berpendapat jika semakin cepat sistem belajar itu dilakukan,
akan semakin baik pula untuk para mahasiswa untuk mendapatkan IPK yang
memuaskan.
B. Saran
Saran yang peneliti
sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang terutama kelas AK-2C harus
bisa menggunakan sistem belajar yang baik dan bagus. Karena jika sistem belajar
tersebut baik, akan memuaskan pula hasil IPK yang akan didapat.
2. Dengan adanya sistem perkuliahan yang baik di Universitas Bina Darma
Palembang, harus bisa dimanfaatkan para mahasiswanya khususnya di kelas AK-2C.
DAFTAR PUSTAKA
Lind, Marchal, Wathen, Teknik-teknik
Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Salemba Empat, 2014
Wawancara dengan Dopi
Arisandi selaku mahasiswa Universitas Bina Darma Pelembang kelas AK-2C, 03 Juni
2014
Wawancara dengan Indah
Permata Sari selaku mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C, 04
Juni 2014
Wawancara dengan Wandi
Suryawan selaku mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang kelas AK-2C, 13 Juni
2014
Sumber Internet :
-
http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/15/pengaruh-cara-belajar-aktif-cbsa-terhadap-siswa-647062.html
The Most Iconic Video Slots On The Planet - Jancasino
BalasHapusThe most jancasino iconic video slot is the 7,800-calibre slot machine called Sweet Bonanza. This slot machine was developed in 2011, wooricasinos.info developed worrione in the same studio worrione by